A. PENGANTAR
Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang, dalam hal merencanakan, mempertimbangkan, membeli dan menggunakan barang-barangatau jasa-jasa yang ditawarkan oleh setiap pelaku usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku konsumen terdiri dari aktifitas-aktifitas yang melibatkan orang-orang sewaktu sedang menyeleksi, mempertimbangkan, membeli dan menggunakan produk-produk dan jasa-jasa, sedemikian rupa sehingga hal tersebut dapat memberikan kepuasan bagi mereka sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka.
Minat beli setiap seseorang dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa faktor,antara lain faktor psikis yang merupakan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap, selain itu faktor sosial yang merupakan proses dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh keluarga, statussosial, dan kelompok acuan, kemudian pemberdayaanbaruan pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan juga distribusi. Perilaku konsumen pasca pembelian sangat penting bagi suatu perusahaan. Dengan demikian perilaku konsumen dapat mempengaruhi orang atau pihak lain dengan ucapan-ucapan mereka tentang suatu produk yang dihasilkan oleh suatuperusahaan. Bagi semua perusahaan, baik yang menjual produk maupun jasa, perilaku konsumen pasca pembelian, akan menentukan minat konsumen apakah mereka akan membeli lagi produk/jasa perusahaan yang di tawarkan tersebut.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Kotler (2001:197-218) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:
1. Budaya
Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan, ini merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari perilaku konsumen.
a. Sub kebudayaan.
Sub kebudayaan adalah setiap kebudayaan yang mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Sub kebudayaan disini dapat diartikan sebagai sistem nilai yang fungsinya adalah mendorong dan membimbing masyarakatnya menjawab tantangan yang mereka hadapi sepanjang masa. Sistem nilai tersebut merupakan ciri identitas sebuah kelompok masyarakat budaya.
b. Kelas sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya memiliki nilai, kepentingan dan perilaku yang serupa. Ukuran atau kriteria biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu ialah, kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Menurut Mangkunegara (2002:47) kelas sosial dapat dikategorikan sebagai berikut, yaitu :
1) Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap, konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarganya.
2) Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup memadai, dan cenderung membeli barang yang mahal dengan sistem kredit.
3) Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau penjualan dengan harga promosi.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara lain :
a. Kelompok Acuan
Perilaku konsumen umumnya di pengaruhi oleh individu yang lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukan sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari individu tersebut misal keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok keagamaan, serikat buruh dan asosiasi profesional. Menurut Kelompok acuan berfungsi sebagai titik banding/referensi langsung (tatap muka) atau tidak langsung yang membentuk sikap maupun perilaku seseorang. Kelompok acuan mempengaruhi seseorang dalam tiga hal, yaitu menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru, perilaku dan konsep pribadi seseorang, dan menciptakan tekanan untuk mematuhi apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.
b. Keluarga
Menurut Mangkunegara (2002:49), keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap individu, keluarga mempunyai peran yang sangat penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi. Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibelinya.Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Keluarga, ini akan membentuk sebuah referensi yang sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen.Peran suami dan istri dalam penelitian sangat bervariasi sesuai kategori produk / jasa yang dibeli. Dalam mengalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan sebagai berikut, yaitu :
1. Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai inisiatif membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.
2. Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi keputusan membeli.
3. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa yang menentukan keputusan apa yang dibeli, bagaimana cara membelinya, kapanddan dimana tempat membeli.
4. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa di antara keluarga yang akan melakukan proses pembelian.
5. Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang dibeli.
c. Peran dan Status
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku pembelian.
Peran dan status, ini akan menentukan posisi seseorang dalam suatu kelompok. Setiap peranan membawa status yang mencerminkan harga diri menurut masyarakat sekitarnya. Disamping itu orang cenderung memilih produk yang mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari :
a. Umur dan Tahap Siklus Hidup
Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan. Dengan berjalanan usia maka juga terjadi perubahan pola konsumsi untuk masing-masing usia. Umur dan tahapan dalam siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang terhadap produk/jasa.
b. Pekerjaan
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar maka cenderung akan membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli stelan kemeja atau jas.
c. Situasi Ekonomi
Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam.
d. Gaya Hidup
Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda, memiliki kecenderungan dalam berbeda pula dalam perilaku pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga,situasi, pekerjaan, hobi dan masih banyak lagi lainnya. Gaya hidup adalah polakehidupan seseorang seperti yang diperlihatkannya dalam kegiatan, minat, dan pendapat-pendapatnya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor psikologis yaitu :
a) Motivasi
Motivasi individu merupakan faktor yang terpenting dalam memulai dan mengatur kegiatan-kegiatannya. Kegiatan yang serasi dengan motif-motif seseorang adalah menyenangkan dan mendatangkan kepuasan sedang kegiatan lain dapat saja menjengkelkan atau menimbulkan frustasi. Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri juga dapat mempengaruhi seeorang individu dalam melakukan pembelian. Motivasi inipula yang membangun seseorang untuk melakukan perilaku pembelian. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari keputusan atas kebutuhannya.
b) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Orang yang sudah mempunyai motivasi untuk bertindak akan dipengaruhi persepsinya pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
c) Pembelajaran
Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul dari pengalaman.Dalam melakukan tindakan seorang individu tidak lepas dari pembelajaran, perubahanperilaku individu dalam pembelian juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian sebelumnya. Menurut Lamb dan Daniel (2001:231) pembelajaran (learning) adalah proses penciptaan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan.
d) Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan/keyakinan ini akan membentuk citra produk dan merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.
Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriftif seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Seorang pemasar biasanya memperhatikan keyakinan konsumennya akan produknya, seringkali seorang pemasar harus merubah iklannya untuk membentuk keyakinan seorang individu dalam pemilihan suatu produk. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, keyakinan dan sikap sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. Keyakinan dan sikap konsumen terhadap suatu produkatau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri.
C. DINAMIKA PSIKOLOGIS
Memahami dan mengetahui dinamika perilaku konsumen merupakan tugas yang sangat penting, apalagi dalam kondisi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen para manajer harus memandang perilaku konsumen dengan sudut pandang yang lebih dinamis. Karena perilaku konsumen akan berubah secara dinamis dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan segala bidang. Para manajer harus mampu mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi pada konsumennya,dengan demikian para manajer tersebut dapat dengan cepat mengantisipasi keinginan konsumen.Jika keinginan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, maka keuntungan akan berada pada seluruh stakeholder perusahaan tersebut.
D. PERANAN PSIKOLOGIS
Peranan dari psikologis sesuai dengan aktivitas-aktivitas marketing adalah sebagai berikut : Menilai keinginan-keinginan serta kebutuhan-kebutuhan para konsumen berdasarkan situasi pasar.
Bilamana seorang produsen mempunyai gagasan untuk memproduksi “sesuatu barang konsumsi yang relative baru” maka sebelum gagasan itu menjadi suatu kenyataan biasanya seorang produsen berpikir dan bertanya :
· Kira-kira baranng atau produk apa yang saat ini dirasakan sangat dibutuhkan
· Dalam bentuk apakah barang tersebut disajikan agar konsumen dapat mempergunakannya dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan barang-barang sejenis lainnya
· Bagaimanakah kualitas barang tersebut agar dapat membuat konsumen merasa lebih puas dibandingkan dengan barang-barang sejenis yang telah ada
· Target social class manakah yang diharapkan kelak menjadi konsumen daripada barang tersebut
· Strategi advertensi apakah yang akan dibuat
· Strategi harga bagaimanakah yang akan dibuat
Serta banyak factor-faktor lain yang dapat dipertimbangkan sejauh mempunyai hubungan erat dengan barang yang akan dipasarkan.
Untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut ada dua sumber utama, yaitu :
1. Dapat diketahui dari data-data hasil penjualan barang-barang sejenis melalui took-toko
2. Dapat pula diketahui melalui pendapat-pendapat dan sikap para konsumen sendiri.
Data-data ini dapat diketahui melalui research yang dinamakan “shop-test”. Untuk ini sejumlah took-toko atau warung-warung yang dianggap dapat mewakili populasinya secara representative dikunjungi. Kemudian mereka ditanya kira-kira barang apakah yang paling banyak dibutuhkan serta digemari oleh para konsumen. Dengan pengolahan data-data secara statistic didapatkanlah sejumlah barang-barang yang sangat dibutuhkan serta digemari oleh para konsumen.
Dari hasil research ini setidak-tidaknya sudah dapat memberikan gambaran yang agak jelas bagi produsen, atau setidak-tidaknya sudah dapat memberikan suatu pengarahan pada produsen.
Macam-macam dari Projective Technique ini antara lain :
1. Sentence Completation Test
Bentuknya adalah kalimat/pernyataan-pernyataan tentang sesuatu produk yang belum selesai, sehingga orang yang dites diminta untuk melengkapi
2. Sentence Association Test
Diberikan kalimat-kalimat mengenai sifat barang yang diproduksi kepada para konsumen
3. Depth Interview Technique
Interview secara mendalam mengenai sesuatu barang produksi
4. Group Discusiion Technique
Dibentuk grup diskusi untuk membicarakan sesuatu barang produksi, kelompok diskusi ini diusahakan yang homogen
5. Habit and Attitude Study
Penelitian tentang kebiasaan dan sikap membeli sesuatu produk dari kalangan masyarakat
E. PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan yang dewasa ini semakin memegang peranan penting. Dimana pemasaran berpacu seiring dengan kemajuan tingkat teknologi dan perekonomien dunia dewasa ini.
Karena perkembangannya yang demikian pesat, maka sistem pemasaran semakin lama semakin kompleks dimana pada akhirnya pemasaran akan memasuki semua fase aktivitas dunia usaha dan telah mengambil kedudukan produksi sebagai problems yang utama.
Pemasaran merupakan suatu terjemahan yang berasal dari kata "marketing" yang mempunyai pengertian yang sanget luas sesuai dengan perkembangan ekonomi dan teknologi.
Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemasaran, dapat dikemukakan beberapa defenisi sebagai berikut :
1. Menurut E.W. Gundiff and R.R. still
"Marketing is the business process by which product are matched with markets and throghwhich transfers of ownerships are effected".
2. Menurut winardi, SE.
"Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hal milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik"
3. Menurut philip Kotler.
"Marketing is the human activities directed at satisfying needs and wants through exchange".
Dari defenisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing sebagai rangkaian penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen semua ini berhubungan erat dengan kepuasan yang akan diperoleh konsumen setelah dia membeli hasil produksi perusahaan.
F. PENGERTIAN PROMOSI DAN TUJUANNYA
Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan prasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. pengertian promosi yang dikemukakan oleh philip Kotler adalah sebagai berikut : "Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication".
Promosi meliputi semua alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen).
Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk.
Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan. Contohnya dalam keadaan kehidupan sehari-hari ada kalanya pada saat berbincang-bincang orang menyinggung produk atau juga tertentu, umumnya mengatakan keinginannya membeli rumah atau mengatakan bahwa besok malam film di Juwita sangat bagus, maka dalam hal ini orang tersebut telah melaksanakan kegiatan- kegtatan promosi.
Seperti telah dikatakan di atas, tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia- sia. Tujuan promosi merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan dijalankan oleh perusahaan dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya, kemudian akan menyusul langkah-langkah selanjutnya.
Sebenarnya setiap perusahaan yang memiliki program promosi bila dilihat secara nyata bahwa tujuan daripada promosi masing-masing sering tidak sama rata sama lainnya. Akan tetapi pada umumnya suatu promosi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
1) Penampakkan
Salah satu tujuan penting dari promosi adalah promosi tersebut harus dapat menyampaikan pasan pada sejumlah calon pembeli yang dituju atau yang ditargetkan, dengan demikian perusahaan harus memilih mana yang dapat dicapai ke pembeli yang dituju tersebut. Dalam rangka penampakkan ini perlu diperhatikan langkah langkah sebagai berikut :
· Menentukan calon pembeli yang dituju atau yang di targetkan.
· Menentukan jumlah calon pembeli yang dituju.
· Memilih media yang paling sesuai untuk dapat mencapai calon pembeli tersebut.
2) Perhatian
Promosi harus dapat menarik perhatian konsumen atau calon pembeli yang dituju, namun seringkali sangat sukar untuk menarik perhatian calon pembeli terhadap promosi yang kita lakukan disebabkan adanya sedemikian banyak promosi yang dilakukan pula oleh perusahaan lainnya, sehingga perhatian calon pembeli tidak hanya terpusat pada promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya yang meliputi sejumlah edvertensi, promosi penjualan dan usaha-usaha promosi lainnya. Jadi perusahaan dihadapkan pada masalah bagaimana agar promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian calon pembeli misalnya memberikan sponsor untuk suatu acara tertentu, penggunaan orang yang sudah popular di mata masyarakat dalam reklamenya, menonjolkan apa yang lebih menjadi keistimewaan produknya yang tidak terdapat pada produk lainnya, dan lain sebagainya.
3) Pemahaman
Tujuan promosi lainnya dari promosi ialah pemahaman yang dicapai pada waktu calon pembeli menginterpretasikan pesan yang sampai kepadanya. Calon pembeli sering kali tidak dapat memahami promosi yang tidak direncanakan dengan baik atau yang dapat menarik perhatian, kadang-kadang perubahan dari media yang digunakan dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas sehingga dalam merubah penggunaan media kita juga harus melibat apakah perlu diadakan perubahan pesan.
Dengan demikian perusahaan harus yakin bahwa pesan yang disampaikan melalui media itu jelas dan dapat menarik perhatian, karena banyak perusahaan mempromosikan berbagai macam produknya, calon pembeli banyak tertarik, mengingat dan memahami beberapa promosi dari sekian banyak promosi yang ada.
4) Perubahan Sikap
Setelah promosi dapat dipahami oleh calon pembeli, maka perusahaan mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi tersebut. Setiap perusaan harus menyesuaikan promosinya dengan produk yang dihasilkannya untuk dapat merubah sikap calon pembeli yang ditujunya, misalnya perubahan agar pembeli mengalihkan pembeliannya dari produk perusahaan lain ke produk yang dihasilkan oleh perusahaannya.
Banyak perusahaan menggunakan advertensi merubah sikap calon pembeli yang ditujukannya, advertensi belum tentu dapat menyebabkan sebagian besar pembeli untuk segera melakukan pembeliannya.
5) Tindakan
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi.
G. BENTUK-BENTUK PROMOSI
Banyak cara promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualannya.
1. Advertensi
Willian J. Shultz mengemukakan bahwa :
"Advertising is any forms of non personal stimulation of demand for a product, service or selling institution throught direct mail, or a paid medium"
Pengertian dari advertensi adalah suatu bentuk dorongan yang tidak bersifat pribadi untuk meningkatkan permintaan atas suatu barang, jasa, atau lembaga penjualan melalui surat-surat langsung atau memakai media sebagai bahan perbandingan, Philip Kotler mengataken sebagai berikut :
"Advertising : any paid torm of non personal presentation and promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor".
Pengertian advertensi adalah suatu bentuk penyajian dan promosi yang sifatnya bukan pribadi dari barang-barang, jasa-jasa atau ide-ide yang dibayar oleh sponsor yang dikenal.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas maka advertasi dapat diuraikan sebagai berikut :
· Advertensi bersifat non personal, yang berarti bahwa advertensi ditujukan kepada konsumen dengan menggunakan suatu media, sehingga antara promotor dengan audience (para pendengar) tidak dapat berdialog dengan langsung.
· Advertensi mempromosikan barang dan jasa.
· Advertensi menunjukkan adanya sponsor yang dikenal.
· Advertensi memerlukan biaya (harus dibayar).
Pada umumnya advertensi juga mempunyai sifat-sifat antara lain :
a) Public presentation (penunjukkan umum), yaitu ditujukan kepada masyarakat umum, oleh karena itu tema dan cara penyajiannya harus mempunyai sifat-sifat standard yang dapat dimengerti oleh masyarakat umum secara keseluruhan dengan menggunakan motif pembelian dengan demikian masyarakat dapat mengerti maksud advertensi tersebut.
b) Pervesiveness/penembusen, yaitu dapat dilaksanakan beberapa kali sehingga dapat meresap kepada konsumen, serta dapat dibedakan dari advertensi yang dilakukan oleh perusahaan lain.
c) Amplified expressiveness (menyebarluaskan yang mengandung pengertian banyak), yaitu dapat memberikan kesan yang kemudian disebarluaskan oleh pendengar, misalnya advertensi melalui radio oleh karena sering didengar maka akan dapat menimbulkan kesan bagi pendengar, yang kemudian disebarkannya ke pendangar yang lain.
d) Impersonality (tidak bersifat seseorang), yaitu tidak bersifat pribadi atau ditujukan kepada umum, kelemahannya ialah kurang dapat menimbulkan adanya transaksi penjualan. Dalam hal ini audience/pendengar tidak mempunyai kewajiban untuk mendengar atau memberikan respons, maka tidak terjadi dialog melainkan monolog.
Pada umumnya ada beberapa tujuan advertensi, antara lain adalah :
a) Pengenalan dan penerimaan merk
Suatu produk yang baru muncul atau lama tak kelihatan dipasaran memerlukan suatu cara untuk dapat dikenalkan dan diterima merknya oleh pasar, pada umumnya para pemasang advertensi berusaha untuk dapat meyakinkan para pembeli bahwa produk yang dihasilkannya telah beredar di pasar dan dipersilahkan untuk mengingat dengan tepat merk yang diketengahkan.
b) Pembelian percobaan
Dengan adanya pembelian percobaan ini maka dapat diharapkan oleh para produsen untuk pada suatu saat mendapatkan sejumlah pembeli yang potensil. Maksudnya adalah dari pembelian percobaan ini, para pembeli tadi yang merasa mendapat kepuasan akan menjadi salah satu langganan yang setia.
c) Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati
Hal ini terjadi akibat adanya jarak yang sangat jauh antara pihak produsen dan pihak pembeli potensil Maksudnya adalah para pembeli itu tidak dapat didekati oleh para penjual perusahaan ataupun harus dikeluarkan banyak waktu untuk mencapainya. Jadi seta satunya cara pendekatan ini adalah dengan mempergunakan media advertensi.
d) Mempengaruhi faktor penglihatan dari keputusan pembelian
Beberapa kampanye edvertensi digambarkan untuk maksud penempatan berita sebelum langganan potensil menciptakan keputusan pembelian, dengan harapan bahwa itu akan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pertimbangan merk yang akan dibelinya.
e) Menambah nilai pada produk
Dengan dipasangnya advertensi tersebut diharapkan nilai daripada produknya akan bertambah. Para produsen mengharapkan timbulnya keadaan dimana barangnya akan sesuai dengan mode dan dapat membentuk cosumer simage. Disini diterangkan beberapa kelebihan dari barangnya dan hal ini tidak dapat dicapai oleh pembeli yang mengadakan penyelidikan kebetulan sehingga dengan demikian dapat menambah nilai guna.
f) Membantu penjualan oleh perorangan
Hal ini sangat berguna bagi para penjual yang menjalankan tugasnya. Para penjual ini jauh lebih mudah untuk mempromosikan produknya kepada sejumlah pembeli yang sudah pernah melihat dan mengetahui produk yang dipromosikan dari pada kalau penjual itu mempromosikan produknya kepada orang yang sama sekali asing terhadap produknya. Jadi advertising adalah meratakan jalan untuk para penjual dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan uraian tentang tujuan-tujuan advertensi di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tujuan itu semua diarahkan untuk mendapatkan pembeli jumlah yang lebih banyak dan merata sehingga kemungkinan untuk menaikkan keuntungan yang diterima diharapkan.
Setelah tujuan advertensi ditetapken maka dicari kombinasi dari tipe-tipe yang ada dalam kegiaten advertensi tersebut. Adapun kegiatan daripada advertensi terdiri dari bermacam-macam, semua kegiatan itu dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :
a. Advertensi yang utama dan selektif.
Advertensi selektif biasanya digunakan oleh perusahaan yang spesifik atau untuk produk yang merknya spesifik, sedangken pada advertensi yang utama ditonjolkan adalah kwalitas daripada produk tanpa menampilkan merk atau perusahaannya. Misalnya dalam mempromosikan televisi, buah-buahan dalam advertensi selektif, promosi jasa pengacara umumnya digunakan dengan advertensi yang utama.
b. Advertensi nasional dan local
Advertensi nasional misalnya melalui media yang , mempunyai ruang lingkup bersifat nasional seperti televisi. Sedangkan advertensi lokal dilaksanakan secara lokal, artinya hanya pada suatu daerah pemasaran tertentu saja atau setempat, misalnya melalui surat kabar lokal atau setempat.
c. Advertensi langsung dan institusional
Advertensi langsung yaitu menampilkan dan menunjukkan produk oleh produsen/penjual kepada calon pembeli secara langsung, misalnya advertensi pakaian, real estate. Sedangkan pada advertensi instituatonal yang ditampilkan adalah lembaganya itu sendiri, baik perusahaannya maupun organisasinya, dengan maksud untuk menciptakan image serta mengingatkan atas perusahaannya.
d. Advertensi industri, perdagangan dan konsumen.
Advertensi industri. Advertensi perdagangan yaitu advertensi yang ditujukan langsung pada sekelompok perantara atau lembaga perdagangan lainnya, sedangkan advertensi konsumen ditujukan langsung kepada konsumen.
e. Advertensi cetakan, elektronik, diluar, khusus, pengiriman langsung
Advertensi cetakan yaitu yang biasa dimuat di surat khabar atau majalah. Advertensi elektronik seperti melalui radio atau televisi. Advertensi diluar seperti billboard atau poster. Advertensi khusus yaitu dengan pemberian sesuatu misalnya korek api, ballpoint, kalender dan sebagainya, sedangkan advertensi pengiriman langsung yaitu menghubungi calon pembeli dengan Buret atau kartu pos. Selain itu ada juga yang disebut advertensi transit seperti yang dipasang pada kenderaan-kendaraan berupa ataupun lambang.
Dari semua tipe-tipe kegiatan advertensi tersebut diatas, mana yang akan dipilih dan dikombinasikan penggunaannya harus selalu disesuaikan dengan jenis produknya, perusahaannya, konsumennya, maupun keadaan daripada pasarnya.
Beberapa pertimbangan yang, perlu diperhatikan dalam merencanakan dan melaksanakan kampanye suatu advertensi antara lain sebagai berikut :
· Copy strategy
Tema yang akan dipakai dalam advertensi, isinya harus singkat dan jelas agar mudah dimengerti dan tidak menimbulkan salah pengertian serta dapat mempengaruhi dan mendorongnya untuk melakukan tindakan pembelian. Tema yang akan dipakai harus disesuaikan dengan golongan dan tingkat pendidikan calon penerimanya.
· Media strategi.
Media yang dipilih dan akan digunakan didasarkan pada golongan dan jumlah orang yang dituju, luas daerahnya dan letak geografisnya, efektifitasnya, biayanya dan kemungkinan-kemungkinan untuk mengkombinasikan beberapa media tersebut.
· Media Schedule.
Membuat skala mengenai penggunaan media tersebut baik lamanya pemasangan untuk memperhitungkan berapa biayanya yang harus,digambarkan dan menetapkan bilamana kampanye tersebut akan dilaksanakan.
Untuk dapat_mengevaluasi efektifitas suatu advertensi dapat digunakan beberapa cara, antara lain dengan pelaksanaan :
· Mengadakan survey/riset mengenai reaksi calon pembeli terhadap advertensi tersebut.
· Melaksanakan store audits atau diary panels untuk mengetahui jumlah penjualan dari tiap pengecer yang dilakukan sebelum dan sesudah diadakan advertensi.
Mengadakan advertensi pendahuluan terhadap sekelompok kecil masyarakat/calon pembeli untuk mentes efektifitasnya dahulu sebelum digunakan secara luas
Adapun factor-faktor psikologis yang menentukan tingkat efektifitas dari advertensi adalah :
1. Daya penarik perhatian
2. Minat dan sikap calon konsumen
3. Nilai sugesti dari advertensi
4. Motivasi calon konsumen
2. Personal Selling.
Berikut ini akan penulis kemukakan pengertian penjualan oleh perorangan dari pendapat beberapa sarjana, antara lain: Philip dan Duncan memberikan defenisi sebagai berikut :
a. "Personal selling involving direct personal contact of the seller or his representative with the buyer is the oldest and most important method of selling" .
Penjualan oleh perorangan yang mencakup kontak perorangan antara penjual atau wakilnya dengan pembeli merupakan cara penjualan yang tertua dan terpenting. Converse, Huegy dan Mitchell memberikan defenisi sebagsi berikut :
"Personal selling may be defined as an oral persentation in a conversation with one or more prospective customer's for the purpose ot making sales".
Penjualan oleh perorangan dapat didefinisikan sebagai suatu penyajian secara lisan dalam bentuk percakapan dengan satu atau lebih calon langganan dengan maksud mengadakan penjualan. Sedangkan Kotler memberikan defenisi sebagai berikut :
"Personal selling: oral presentation in a convertation with one or more prospective purchaser's for the purpose or making sales".
Penjualan oleh perorangan ialah penyajian secara lisan dalam bentuk percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud melakukan penjualan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan oleh perorangan dilakukan secara lisan dalam bentuk percakapan antara tenaga penjual atau wakil dari perusahaan dengan sata atau beberapa calon pembeli dengan tujuan akhir melakukan penjualan.
Cara ini merupakan satu-satunya cara promosi yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera serta pada tempat dan waktu itu juga diharapkan calon konsumen dapat mengambil keputusan untuk mengadakan pembelien bareng atau jasa tersebut.
3. Publicity
Publisitas ini merupakan salah satu cara promosi yang ketiga, yaitu selah satu kegiatan yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan dan penjual oleh perorangan. Mengenai definisi publisitas, philip Kotler mengutipnya dari dafinisi yang diberikan oleh American Marketing Assosiation sebagai berikut : "publicity : non personal stimulation for a product, service or business unit by commercially significant news about it in a medium or obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid the sponsor".
Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan jalan memuat berita- berita yang sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat melalui televisi, radio, atau bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor.
Menurut Converse, Huegy dan Mitchell, "publicity has been defined as any forma of commercially signitificant news about a product an institution, a service or a person published in a space or radio time that is not paid ofr by the sponsor".
Publisitas didefenisikan sebagai bentuk berita yang bersifat komersil tentang produk, lembaga jasa atau orang yang dipublikasikan dalam surat kabar atau radio yang tidak dibayar oleh sponsor.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk berita, hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak dibayar oleh sponsor, dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong penjualan. Publisitas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. High Veracity, yaitu publisitas dianggap oleh pembacanya sebagai sesuatu yang benar sebab pemberitaannya tidak memihak atau dianggep netral, dalam majalah dan surat kabar.
b. Off-guard, yaitu bahwa publisitas merupakan berita dalam surat kabar yang dibaca oleh setiap orang, sehingga mau tidak mau berita tentang perusahaan juga terbaca. Dalam hal ini berarti bahwa publisitas dapat sampai ke konsumen meskipun seolah- olah konsumen mempunyai penjaga, jika dianggap publisitas tersebut lolos dari penjaganya.
c. Dramatization, yaitu bahwa publisitas dapat menggambarkan keadaan produk perusahaan itu dengan jelas, misalnya dalam film, slide serta dapat didramatisir dalam bentuk cerita yang sedemikian rupa hingga produk dapat digambarkan dengan jelas.
4. Sales Promotion
Promosi penjualan merupakan salah satu cara dari promosi yang keempat, untuk mengetahui pengertian promosi penjualan maka penulis mengemukakan defenisi yang diberikan oleh Philip Kotler sebagai berikut :
"Sales promotion: those marketing activities other than personal selling, advertising and publicity, that stimulate consumer purchasing and dealer effectiveness such as displays, shows and exhibition, demontration, and various non recurrent selling efforts not in the ordinary routine".
Pengertian promosi penjualan merupakan kegiatan kegiatan pemasaran selain penjualan oleh perorangan, advertensi, dan publisitas, yang mendorong konsumen untuk membeli dan mendorong keberhasilan agen penjual, seperti misalnya pajangan, pertunjukan, eksibisi, demonstrasi serta berbagai usaha penjualan yang sifatnya tidak terus menerus dan tidak dilaksanakan secara rutin.
Menurut Converse, Huegy den Mitchell, "Sales promotion is a term frequently used to denote those activities which supplement both personal selling and advertising and help to make them effective, such as shows, exposition demontration and other non recurrent selling effor".
Promosi penjualan ialah suatu istilah yang dipakai untuk menyatakan aktivitas-aktivitas yang melengkapi baik penjualan perorangan maupun advertensi dan membuatnya efektif misalnya pertunjukan, pameran, demonstrasi serta usaha-usaha penjualan lainnya yang tidak dilakukan secara berulang-ulang dan bukan hal yang biasa.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi penjualan ialah kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian agen penjual untuk membeli apa yang disajikan pada penjualan yang dilaksanakan secara insidentil itu.
Pada pelaksanaannya, promosi penjualan dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu :
· Promosi konsumen.
Promosi konsumen ialah promosi yang ditujukan pada konsumen akhir, dapat berupa :
a) Contoh, yaitu contoh produk yang secara diberikan kepada konsumen dengan harapan mereka menerimanya serta menggunakannya, dapat diberikan secara langsung kepada konsumen atau digabungkan dengan produk yang sudah dikenal konsumen.
b) Kupon, yaitu secarik kertas berstempelkan perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapat pemotongan harga dalam membeli produk dengan harga yang lebih murah, cara penyampaian kepada konsumen sama dengan contoh di atas yaitu dapat secara langsung atau disatukan dengan produk lain yang sudah dikenal.
c) Pengembalian uang ganti rugi, yaitu produsen bersedia mengembalikan uang pembeli apabila kalau ternyata produk yang dijualnya tidak memuaskan lagi bagi konsumen.
d) Promosi harga, yaitu potongan harga dari harga biasa, konsumen dapat mengetahui langsung pada bungkus atau package dari produk yang dibelinya
e) Stempel perdagangan, yaitu pemberian kupon-kupon dengan cap dagang perusahaan, pada waktu terjadinya pembelian barang. Apabila kupon sudah terkumpul dalam jumlah tertentu, maka dapat ditukar dengan sesuatu barang dari perusahaan tersebut.
· Promosi perdagangan
Yaitu promosi yang ditujukan kepada pedagang perantare yang dapat berupa :
1. Bantuan pembelian, yaitu potongan harga yang diberikan kepada penjual sehubungan dengan pembeliannya dalam jangka waktu tertentu. Sifatnya ialah jangka pendek dan biasanya dilakukan pada perkenalan barang yang baru.
2. Bantuan yang diharapkan, yaitu komisi yang diberiken oleh produsen kepada penjual untuk setiap produk yang dijualnya dengan maksud supaya penjual cepat mengisi persediaan barangnya.Berarti dalam hal ini penjual akan mendapat premi untuk produk yang keluar dari dalam gudangnya.
3. Bantuan sebelum pembelian, yaitu potongan yang diberikan kepada penjual berdasarkan pembelian yang dilakukan sebelumnya, misalnya membeli dalam jumlah tertentu kemudian membeli lagi.
4. Bantuan barang dagang, yaitu penggantian kerugian yang diberikan oleh produsen kepada penjual terhadap produk yang tidak sesuai dengan yang berdasarkan kontrak yang dibuat sebelumnya.
5. Kerja sama advertensi, yaitu advertensi yang dilaksanakan oleh penyalur tetapi biasanya akan diganti oleh produsen dalam jangka waktu tertertu.
6. Fromosi daftar penjual, yaitu advertensi yang dilakukan oleh produsen yang menyebutkan bahwa produk dapat dibeli pada penjual-penjual terter tu. Jadi dalam hal ini penjual juga dipromosikan kepada konsumen.
7. Uang rangsangan, yaitu intensif yang diberikan kepada penyalur maupun para penjual agar mendahulukan penjualan produk perusahaan tertentu dari pada produk perusahaan lain.
8. Kontes penjual, yaitu dorongan yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk hadiah untuk penyalur atau para penjual yang menjual paling banyak.
9. Muatan penjual, yaitu premi yang diberikan kepada penjual untuk pembelian sejumlah barang-barang.
· Promosi tenaga penjual
Yaitu promosi yang ditujukan kepada tenaga penjual perusahaan yang terdiri dari :
1. Bonus, yaitu pembayaran tunai kepad para penjual sebagai tambahan disamping gaji biasa karena usaha-usaha yang lebih dari biasa dalam menjual barang tersebut.
2. Kontes tenaga penjual, yaitu suatu kompetisi antara para penjual perusahaan dalam usaha untuk lebih mendorong persaingan diantara sesame mereka sehingga penjualan dapat lebih ditingkatkan.
3. Pertemuan penjual, yaitu pertemuan antara berbagai para penjual atau yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan mengundang para penyalurnya, dengan tujuan untuk mendiskusikan bagaimana cara-cara penjualan yang lebih baik supaya terdapat peningkatan dari volume penjualan.
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROMOSI
Perusahaan harus dapat menentukan bagaimana kombinasi dari advertensi, penjual perorangan, promosi penjualan dan publisitas yang paling tepat bagi perusahaannya, meskipun hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit karena, tidak diketahuinya secara pasti sampai sejauh mana advertensi dan alat promosi lsinnya depat membantu mencapai tingkat yang diharapkan tapi kita harus mengetehui faktor-faktor yang mempengaruhi promosi tersebut yaitu :
1. Besarnya dana yang dipasarkan untuk promosi
2. Sifat pasar.
3. Jenis produk yang dipasarkan
4. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang.