1. Material Handling
Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Aktivitas material handling di industri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat/mesin atau menggunakan tenaga manusia.
2. Peralatan Material Handling
Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu: Conveyor (ban berjalan), Crane (derek), dan trucks (alat angkut/kereta).
a. Conveyor
Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap.
Keuntungan Conveyor :
1. Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material dalam jumlah besar.
2. Kecepatan dapat disesuaikan.
3. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan inspeksi.
4. Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator.
5. Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja.
6. Pengiriman/pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan beberapa operator.
7. Tidak memerlukan gang.
Kerugian Conveyor :
1. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut.
2. Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan menghentikan aliran proses.
3. Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan peralatan bermesin lainnya.
Pada lingkungan industri, terdapat beberapa tipe conveyor yang biasa dipergunakan, antara lain belt conveyor, roller conveyor, screw conveyor, chain conveyor, dan sebagainya. Gambar berikut ini merupakan contoh conveyor.
b. Cranes dan Hoists
Cranes (derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang digunakan untuk memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas.
Keuntungan :
1. Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda.
2. Keterkaitan dengan lantai kerja/produksi sangat kecil.
3. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang peralatan handling berupa cranes.
Kerugian Cranes dan Hoists :
1. Membutuhkan investasi yang besar.
2. Pelayanan terbatas pada area yang ada.
3. Crane hanya bergerak pada arah garis lurus dan tidak dapat dibuat berputar/belok.
4. Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena crane hanya digunakan untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja.
Tipe cranes dan hoists juga banyak macamnya. Tipe cranes terdiri dari: jib crane, bridge crane, gantry crane, tower crane, stacker crane, dan sebagainya.
Berikut ini gambar dari crane.
Beberapa contoh hoists ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
c. Trucks
Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat memindahkan material dengan berbagai macam jalur yang ada. Termasuk dalam kelompok truck antara lain, forklift trucks, fork trucks, trailer trains, automated guided vehicles (AGV), dan sebagainya.
Keuntungan :
1. Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat digunakan di mana-mana selama ruangan dapat untuk dimasuki trucks.
2. Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali memindahkan material.
3. Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat yang berbeda.
Kerugian :
1. Tidak mampu menangani beban yang berat.
2. Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan.
3. Memerlukan gang
4. Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator
5. Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda.
Beberapa macam jenis truck industri ada pada gambar dibawah ini :
Hand Truck
Forklift Truck
Automated Guided Vehicles (AGV)
3. Pemindahan Bahan Secara Manual
Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya.(Wignjosoebroto, 1996).
Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada kegiatan lifting dan lowering yang melihat aspek kekuatan vertikal. Padahal kegiatan MMH tidak terbatas pada kegiatan tersebut diatas, masih ada kegiatan pushing dan pulling di dalam kegiatan MMH. Kegiatan MMH yang sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain :
- Kegiatan pengangkatan benda (LiftingTask)
- Kegiatan pengantaran benda (Caryying Task)
- Kegiatan mendorong benda (Pushing Task)
- Kegiatan menarik benda (Pulling Task)
Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan penanganan material bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
· Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban pada ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan.
· Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.
· Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.
Pemindahan bahan secara manual jika tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan kerja, yaitu kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang berlebihan. Data mengenai insiden tersebut telah mencapai nilai rata- rata 18% dari seluruh kecelakaan selama tahun 1982-1985 menurut data statistik tentang kompensasi para pekerja di Negara bagian New South Wales Australia. Dari data kecelakaan ini 93% diantaranya diakibatkan oleh strain (rasa nyeri) yang berlebihan, sedangkan 5% lainnya pada hernia. Dari data tentang strain 61% diantaranya berada pada bagian punggung.
Rasa nyeri yang kronis ini membutuhkan penyembuhan yang cukup lama. Disamping itu, biaya yang dikeluarkan merupakan bagian dominan dari keseluruhan biaya kecelakaan.
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury) adalah arah beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas pemindahan. Usaha untuk mengurangi hal tersebut adalah dengan cara mengadakan pelatihan, pendidikan dan penyuluhan tentang pengaruh negatifnya serta perhatian khusus pada perancangan produk yang nantinya akan dikonsumsi masyarakat.
Masyarakat harus sadar bahwa pada usia menengah (diatas 40 tahun) merupakan usia yang berpeluang besar untuk mendapatkan resiko ini. Beberapa parameter yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
· Beban yang harus diangkat.
· Perbandingan antara berat bahan dan operator.
· Jarak horisontal dari beban terhadap operator.
· Ukuran beban yang diangkat ( beban yang berdimensi besar akan mempunyai jarak pusat gravitasi yang lebih jauh dari tubuh dan dapat mengganggu jarak pandangan ).
a. Manual Material Handling Menurut OSHA
Akivitas manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh tubuh secara manual dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan kegiatan manual material handling menjadi lima yaitu :
1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.
2. Mendorong/Menarik (Push/Pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.
3. Memutar (Twisting)
Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.
4. Membawa (Carrying)
Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.
5. Menahan (Holding)
Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis)
4. Faktor Resiko
Beberapa factor yang berpengaruh dalam pemindahan material adalah sebagai berikut :
· Berat bahan yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan operator.
· Jarak horisontal dari beban relatif terhadap operator.
· Ukuran beban yang harus diangkat (ukuran beban yang besar) akan memiliki pusat massa yang letaknya jauh dari badan operator dan juga akan menghalangi pandangan operator.
· Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
· Beban puntir pada badan operator selama aktivitas angkat beban.
· Prediksi terhadap berat bahan yang diangkat. Hal ini adalah untuk mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
· Stabilitas beban yang akan diangkat.
· Kemudahan untuk dijangkau oleh operator.
· Berbagai macam rintangan yang menghalangi atau keterbatasan postur tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
· Frekuensi aktivitas angkat.
· Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkat beban secara tiba-tiba).
· Tidak terkoordinasi kelompok kerja.
· Pengangkatan suatu beban dalam suatu periode.
5. Beberapa Pendekatan untuk Mengurangi Resiko
Kebutuhan untuk mengangkat secara manual harus benar-benar diteliti secara ergonomis. Penelitian ini akan menghasilkan adanya standarisasi dalam aktivitas angkat manusia.
Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah beban, tetapi juga berisi ketinggian dan jarak operator terhadap beban dan metode angkat terbaik harus diimplementasikan.
6. Penyelesaian untuk Pemindahan Material Secara Teknis
Beberapa penyelesaian secara teknis untuk pemindahan material secara manual adalah sebagai berikut :
· Letakkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan turunkan dengan bantuan gaya gravitasi.
· Berikan peralatan yang dapat mengangkat.
· Desainlah kotak tempat benda kerja yang disertai hendel yang ergonomis sehingga mudah pada waktu mengangkat.
· Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologi angkat benda pada ketinggian permukaan pinggang.
· Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggu jalur dari operator.
· Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga mambahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.
· Buatlah suatu ruang kerja yang cukup gerakan dinamis bebas operator.
· Tempatkan semua material sedekat mungkin operator.
7. Batasan Beban Yang Boleh Diangkat
Pendekatan terhadap batasan dari massa beban yang akan diangkut meliputi :
A. Batasan Angkat Secara Legal (Legal Limitations)
Dalam rangka menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari berbagai Negara bagian benua Australia yang digunakan untuk pabrik dan system bisnis manufaktur lainnya. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :
· Pria dibawah usia 16th, maksimum angkat adalah 14 kg
· Pria usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 18 kg
· Pria usia lebih dari 18th, tidak ada batasan angkat
· Wanita usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 11 kg
· Wanita usia lebih dari 18th, maksimum angkat adalah 16 kg
Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to women). Batasan angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.
Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. PER.01/Men/1978 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam bidang Penebangan dan Pengangkutan Kayu. Beban angkat ditetapkan dengan dasar perhitungan 5/7 kg berat badan., contohnya seorang lelaki dengan berat badan 70 kg berarti beban yang dapat diangkat sebesar 50 kg. Batasan tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Aktivitas mengangkat | Dewasa | Tenaga kerja muda | ||
Laki – laki ( kg ) | Wanita ( kg ) | Laki – laki ( kg ) | Wanita ( kg ) | |
Sekali - kali | 40 | 10 | 15 | 10– 12 |
Terus menerus | 15 –18 | 10 | 10 – 15 | 6 – 9 |
Sumber : (Suma’ mur P. K, 1998:28).
B. Batasan Angkat Secara Biomekanika
Batasan angkat biomekanika adalah analisa biomekanika tentang rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran badan dan ukuran manusia. Kriteria keselamatan adalah berdasarkan beban tekan (compression load) pada intervertebral disc antara lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/S1). National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) Amerika Serikat merekomendasikan batasan angkat sebagai berikut :
1. Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan (the maximum permissible limit) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar 6500 Newton pada L5/S1.
2. Batasan gaya angkat normal (the action limit) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar 3500 Newton pada L5/S1.
Batasan gaya angkat normal ditentukan melalui rumus :
Dimana :
H = Posisi horizontal (cm), arah titik tengah antara mata kaki pada tempat
V = Posisi vertikal (cm) pada tempat asal sebelum beban diangkat
D = Jarak angkat vertikal (cm) antara tempat asal dan tujuan dari aktivitas angkat tersebut.
Fmax = Frekuensi maksimum yang dapat dilaksanakan
Tabel.
Batasan Gaya Angkat Normal
Posisi tubuh | |||||
Periode angkatan | |||||
Berdiri | Membungkuk V < 75 | ||||
V > 75 | |||||
1 jam | 18 | 15 | |||
8 jam | 15 | 12 | |||
Sumber : (Eko nurmianto, 1998:167).
C. Batasan Angkat Secara Fisiologis
Batasan angkatan secara fisiologis ditetapkan dengan mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas angkat berulang (repetitive lifting) atau dapat juga ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Metode lain adalah dengan cara pengukuran langsung pada tekanan yang ada di adalam perut (intra abdominal pressure) selama aktivitas angkat dan menghasilkan batasan gaya angkat terhadap beban kerja manual.
D. Batasan Angkat Secara Psiko – Fisik
Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang berbeda-beda. Ada tiga kategori posisi angkat yang ditemukan yaitu :
1. Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman (knuckle height)
2. Dari ketinggian genggaman tangan (knuckle height) ke ketinggian bahu (shoulder height)
3. Dari ketinggian bahu (shoulder height) ke maksium jangkauan tangan vertikal (vertical arm reach)
Batasan berat beban yang dapat diangkat berdasarkan kategori di atas dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :
Tabel.
Berat beban yang dapat ditolelir untuk aktivitas angkat yang sering
Frekuensi angkat | Berat yang boleh diangkat (kg) |
Satu kali dalam 30 menit Satu kali dalam 25 menit Satu kali dalam 15 – 20 menit Satu kali dalam 10 – 15 menit Satu kali dalam 5 menit | 95 85 66 50 33 |
Sumber : (Eko Nurmianto,1998 :179).
Tabel.
Batasan berat beban dengan metode berat beban yang dapat ditolerir untuk diangkat
Jenis kelamin | Jarak antara pusat gravitasi beban dan pekerja | Berat yang diijinkan | Jarak antara tinggi lantai sampai tinggi genggaman tangan | Jarak antara genggaman tangan sampai bahu (cm) | Jarak antar tinggi bahu sampai jangkauan tangan (cm) |
Pria | 380 | Optimum Maksimum | 23 29 | 19 24 | 18 23 |
250 | Optimum Maksimum | 26 34 | 19 24 | 18 23 | |
180 | Optimum Maksimum | 79 37 | 20 26 | 19 24 | |
Wanita | 380 | Optimum Maksimum | 17 20 | 13 15 | 12 14 |
250 | Optimum Maksimum | 20 24 | 13 15 | 12 14 | |
180 | Optimum Maksimum | 22 26 | 14 17 | 13 15 |
Sumber : (Eko Nurmianto,1998:149)
Pekerja yang boleh mengangkat beban maksimum adalah beban pekerja yang sehat berusia 18 – 60 tahun. Diharapkan beban yang diangkat pada batas ini dilaksanakan dibawah pengawasan supervisor yang bertangging jawab menangani masalah pemilihan pekerja yang mempunyai kondisi fisik, kebugara dan pengalaman yang cukup. Pekerja yang berusia pada atau lebih dari 60 tahun tidak diharapkan untuk mengangkat beban optimum. Data-data yang ada pada tabel diatas dikurangi 25 % untuk pekerja yang berusia dibawah 16 tahun.
8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi MMH
Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :
- Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan. Karakteristik pekerja terdiri dari :
a. Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin, antropometri, dan postur tubuh.
b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi penglihatan, pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan dan proprioceptive.
c. Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan, jangkauan, dan karakter kinematis.
d. Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan gerak seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi
e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll
f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.
g. Status kesehatan
h. Aktivitas dalam waktu luang
- Karakteritik Material
Karakteristikmaterial atau bahan, meliputi :
a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen inersia benda.
b. Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik itu kotak, silinder, dll.
c. Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan satu atau dua tangan.
d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan, atau letak.
e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM
- Karakteristik Tugas/Pekerjaan
Karakeristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan manual material handling yang akan dilakukan. Terdiri dari :
a. Geometri tempat kerja, termasuk didalamnya jarak pergerakan, langkah yang harus ditempuh, dll.
b. Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk frekuensi pekerjaan yang dilakukan.
c. Kompleksitas pekerjaan, termasuk didalamnya ketepatan penempatan, tujuan aktivitas maupun komponen pendukungnya.
d. Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau bauan, juga daya tarik kaki.
- Sikap Kerja
Penanganan manual material handling juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan meliputi pada :
a. Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan, cara/postur saat memindahkan.
b. Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik, keberadaan tenaga medis, maupun utilitas kerjasama tim.
c. Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi, rotasi kerja maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.
Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981) memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa dua -pertiga dari kecelakaan akibat tekanan berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).
9. Jarak Angkat
Penelitian yang dilakukan oleh Gracovetsjy untuk aktifitas angkat material, mengemukakan bahwa 65% kasus diakibatkan oleh kerusakan akibat beban torsi (Torsional Damage) pada sambungan apophyeseal (sambungan yang berada diantara vertebral), ligamen dan annulus fibrusus (lapisan pembungkus disk). Kerusakan tersebut lambat untuk disembuhkan. Dia juga menemukan bahwa lamanya pembebanan terhadap segmen tulang, merupakan factor yang dapat mempertinggi derajat kerusakan (Eko Nurmianto,2003:164).
Batasan gaya angkat maksimum yang dijinkan (the Maximum Permissible Limit) yang direkomendasikan oleh NIOSH (1981) adalah berdasarkan gaya tekan 6500 Newton pada L5/S1 (Lumbar nomor 5/Sakrum nomor 1). Namun hanya 25% pria dan 1% wanita yang diperkirakan mampu melewati batasan gaya angkat ini. Batasan gaya angkat normal (the Action Limit) diberikan oleh NIOSH (1981) dan berdasar gaya tekan 3500 Newton pada L5/SI (Lumbar 5/Sakrum 1). Ada 99% pria dan 75% wanita yang mampu mengangkat beban diatas ini (Eko Nurmianto, 2003:165).
Its reallly very interesting blog,
This is my first time i visit here. I found so many interesting stuff in your blog, especially its discussion. From the tons of comments on your articles, I guess I am not the only one having all the enjoyment here! Keep up the good work.
Thanks for this beautiful sharing.
salvia
tengkyu very much for your visit. I waited for criticism and advice
materinya aku copy ya mba... buat tambahan pengetahuan aku.. makasih banget dan sangat bermanfaat bagiku dan tentunya bagi pembaca lainya...
mksih ya bu'.... membantu skali...
thx thx :)
terima kasih mba,, materinya bermanfaat banget..!!
terima kasih share materinya bermanfaat banget buat tambahan literatur kuliah.